BEST VIEW WITH MOZILLA FIREFOX




SEGERA HUBUNGI KAMI DI

021-30615440/081392482545

( Mila )

jilbabbalita@gmail.com

Terima kasih anda telah berkunjung

dan berbelanja di toko kami.

Menggigit dan Memukul Pada Balita

Oleh : Mey Triwulan Sari
http://www.dakta.com/

Adinda (2,6) tidak jarang menjadi biang keributan bagi teman sepermainanya. Pasalnya anak perempuan berwajah cantik itu sangat aktif memukul, mendorong dan mengigit teman bermainnya. Alisha sang bunda menjai cemas, bagaimana cara terbaik menghadapi sang buah hati ?

Tahukah anda jika yang dilakukan Adinda diatas adalahs sesuatu yang normal ? Eits, tidak usah mengerutkan dahi dulu sebelum membacanya hingga tuntas …

Usia 2 s.d. 3 tahunan bisa dikatakan sebagai usia transisi awal pada perkembangan anak, dimana anak sedang mengalami keinginan yang sangat besar untuk menjadi mandiri. Dilain pihak, kemampuan bahasa anak masih belum mencapai tahap yang cukup untuk bisa berkomunikasi dengan sempurna.

Gap terhadap kedua kemampuan yang sedang berkembang ini akan 'dilepaskan' oleh anak dalam bentuk tindakan fisik seperti bertindak agresif dan sejenisnya. Memang hanya itulah cara yang paling mudah dilakukan oleh anak untuk mengungkapkan emosinya. Untuk itu, sebagai orangtua kita harus memahami bahwa sikap agresif seperti memukul atau menggigit pada LEVEL TERTENTU adalah sangat normal, karena anak masih terfokus pada pemikiran 'SAYA' atau 'MILIK SAYA'.

Dengan mengetahui apa yang sedang terjadi pada diri anak anda ini, andapun menjadi lebih tenang dan tidak perlu terlalu khawatir melihat perilaku agresif anak anda (tentunya perilaku agresif yang tidak terlalu kelewatan). Jadi, jangan sampai perilaku agresif anak anda membuat anda menjadi panik, yang berakibat pada perlakuan kekerasan anda terhadap anak. INGAT ! Kemampuan anda untuk mengendalikan emosi/rasa marah anda merupakan LANGKAH PERTAMA yang akan menentukan apakah anda akan bisa mengendalikan anak anda atau tidak.

Bagaimana mungkin anda meminta anak anda tidak boleh memukul dengan cara anda memukulnya. Padahal anak seusia ini melakukan segala sesuatunya dengan cara MENIRU lingkungannya. Iya 'kan... ? Yang penting dan harus selalu diingat, anda harus selalu menasehati anak anda bahwa perilaku agresif tersebut tidak baik dan tidak dapat anda terima. Selain itu, anda harus membantu anak anda dengan menunjukkan cara lain untuk mengungkapkan perasaan atau emosi anak.

Anda setuju dengan saya tentang hal diatas ?

Saya tahu, anda masih memendam sebuah pertanyaan besar, yaitu :
Langkah kongkret seperti apa yang bisa saya lakukan untuk menasehati ataupun menunjukkan cara pengungkapan emosi anak ? Ada beberapa hal yang dapat anda terapkan dengan hasil yang cukup efektif.

1. Kesepakatan awal yang jelas dan batasan yang konkret
Berikanlah peringatan pada anak anda mengenai tindakan kasar yang tidak anda inginkan. Misalnya anda ingin agar anak anda tidak memukul ketika bermain, maka beri peringatan awal padanya dengan jelas dan bahasa yang dimengerti olehnya. Seperti : Kakak saat bermain nanti jangan pukul atau gigit temanmu ya, jika kakak tidak memukul atau mengigit maka kakak akan mendapatkan permen dan kue coklat, bagaimana ?

2. Cooling down
Ketika anak anda tidak memenuhi kesepatan awal dan melakukan tindakan kasar lagi, maka tindakan anda selanjutnya adalah membawa anak keluar dari lingkungan bermain. Jangan langsung menceramahi apalagi memukulnya. Ajaklah ia ke tempat lain sambil mengalihkan perhatiannya. Lalu mulailah anda bertanya padanya, kenapa ia kembali memukul ? Biarkan anak anda mendapatkan konsekuensi atas pelanggaran kesepatan yang telah dilakukannya. Katakan padanya bahwa anda tidak akan memberikan permen dan kue coklat favoritnya.

Ini merupakan sebuah time-out sekaligus cooling-down bagi anak anda. Dengan cara ini, anak anda akan menyadari bahwa tindakannya berhubungan dengan konsekuensi yang akan dihadapinya.

3. Memberikan alternatif pelampias emosi
Setelah anda mengetahui alasan anak anda memukul atau menggit berilah ia alternatif pelampiasan emosi. Misalnya jika anak anda beralasan memukul karena marah dengan temannya, maka janganlah memukul temannya secara langsung melainkan lampiaskanlah dengan mencoret-coret buku, berteriak atau menendang bola. Anda wajib mengajarkan anak untuk mampu menyalurkan perasaan/emosinya dengan cara yang tepat dan tidak merugikan orang lain.

4. Memberikan Terapi dengan Pujian
Daripada anda mengomeli anak anda sehingga menghancurkan konsep dirinya lebih baik anda memberikan terapi dengan memberinya pujian. Jangan sekali-kali anda mengungkit kelakuan buruk yang telah dilakukannya, seperti : Tuh liat gara-gara kemarin kamu memukul si A ia jadi gak mau main sama kamu. Lebih baik anda focus untuk memberikan pujian atas prestasi yang telah ia lakukan, seperti : Subhanallah…anak Bunda ini ternyata pintar mewarnai ya …Hebat. Dengan memberikan pujian terus menerus atas prestasinya, anak jadi akan lebih bersemangat untuk memberikan prestasi terbaik agar mendapat pujian dan melupakan tindak kekerasan yang sering dilakukan.

5. Berdoa
Sebaik-baiknya orang tua dalam mendidik, semua kembali pada ridho Illahi maka kunci utama orang tua dalam mendidik anak adalah memohon perlindungan dan kemudahan dari Sang Pencipta, agar tidak merasa sombong ketika memiliki anak yang cerdas, elok dan sholeh dan tidak merasa gagal/kecewa ketika Allah memberikan ujian melalui anak.



Toko

TAG

jilbab anak, jilbab balita, jilbab lucu, jilbab mufida, jilbab bayi, jilbab karakter

peluang usaha, peluang bisnis, paket sample, reseller

daftar harga, artikel



Alamat

Toko Mom's Choice

Sentra Niaga Bumyagara
Blok C no 9
Mustika Jaya - Bekasi
(samping Alfamart dan ATM BCA)

Silahkan klik Rute

Kirim Pesan

Nama
Email
Telp
Pesan

create web form

Toko

  © Blogger templates 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP